Halaman

Minggu, 03 November 2013

Resensi Buku Pengakuan Karya Anton Chekhov

Siapa tak kenal Anton Chekhov? Seorang dokter sekaligus raja cerpen Rusia. Dia bukan hanya menulis cerita indah dalam tulisan, melainkan dia juga merangkai kisahnya sendiri yang begitu hebat. Jiwa penolongnya sangat besar, mengakibatkan dia berkerja secara sukarela untuk para petani miskin di Moskwa. Sampai-sampai Ia pernah berkunjung ke "tempat penderitaan tak tertanggungkan" itu adalah tempat pembuangan dan kerja paksa buatan Tsar Rusia pada 1890.

Usianya tidak panjang, Ia meninggal padausia 44 tahun. Banyak yang berpendapat Ia kelelahan dengan aktifitasnya sebagai dokter sukarela dan pengarang yang mengakibatkan Ia mengidap penyakit TBC, penyakit yang pada waktu itu merengut banyak nyawa. Kisahnya hampir mirip dengan kisah dokter Tjipto Mangunkusumo, tokoh perintis kemerdekaan Indonesia.

Buku 'Pengakuan' diterjemahkan dari bahasa Rusia. Diterbitkandi Jakarta oleh KPG pada Januari 2004 dengan jumlah halaman 135. Buku ini berisi 22 cerita pendek yang sangat menarik. Seperti kebanyakan cerpen Chekhov yang lainnya, ceritanya tidak terlalu bertele-tele, cenderung pendek tapi langsung dapat dipahami maksudnya,

Salah satu cerpennya unggulannya berjudul sama dengan buku ini, Pengakuan'. Menceritakan Grigorii Kuzmich, seorang pekerja yang biasa-biasa saja tiba-tiba diangkat menjadi kasir perusahaan. Pada mulanya dia ingin mencingcang orang yang mengatakan bahwa lama-kelamaan dia akan korupsi, karena memang dia sama sekali tidak punya niat untuk korupsi. 

Namun dia mulai mengalami keanehan keanehan; Bosnya yang dulu angkuh dan sombong bersikap sangat manis padanya dan mengundang untuk berpesta. Ibunya mulai memasak makanan yang mewah, ayahnya membeli mantel bulu yang mahal. Tidak lama kemudian dia menerima surat dari kakaknya yang terkenal sangat idealis, isinya meminta uang seratus rubel. Dia kirimkan uang yang diminta kakaknya. Pacarnya pun berubah, dia lebih romantis dan serta merta mengajaknya menikah. Untuk itu dia keluarkan uang 300 rubel dari kas. Akhirnya atas desakan rekan-rekannya dia mengadakan sebuah pesta besar yang mengharuskan dia mengeluarkan uang seribu rubel. Ternyata pada saat pesta semua orang bergunjing mengenai Grigorii. 

Calon istrinya, dengan gaun seharga lima ribu rubel berbisik padanya: "Disana orang bilang kamu korup. Kalau itu benar.. awas! Aku tak sudi hidup bersama pencuri! Aku akan pergi!"

Keesokan harinya, pada saat kontrole (inspeksi mendadak) Gregorii ditangkap karena menggelapkan uang.
***
Dan memang korupsi merupakan tema yang paling banyak diangkat pada cerpen-cerpen Chekhov. Sangat cocok untuk kita warga Indonesia yang sudah bosan dengan kelakuan korup para pejabat. Selamat membaca!

Tidak ada komentar: